Tips mencari uang dengan kamera #4

Tips mencari uang dengan kamera #4
Menjual karya ke Layanan Stock Foto




David Clapp menunjukkan cara bermain di pasar stock foto dan semua yang bisa didapat bila sukses.

Dari tumpukan koleksi foto karya anda pasti ada yang bisa dijual. Mungkin sebelumnya tawaran memotret anda ke berbagai pihak tidak berhasil, atau cetakan foto yang dipamerkan tak ada yang membeli, padahal keinginan untuk menghasilkan karya dan dibayar atas jasa tersebut amatlah menggebu. Menjual foto ke agen stock foto bisa jawaban yang ditunggu. Banyak fotografer top Inggris yang telah berhasil menjadi wirausahawan hebat dan menggunakan agen sebagai batu lompatan. Sebut saja David Noton, Charlie Waite, dan Joe Cornish. Nah, tunggu apa lagi?



David Noton


http://www.davidnoton.com/

Charlie Waite


http://www.charliewaite.com/

Joe Cornish (in left of photo)


http://www.joecornish.com

Cara agen menjual foto

Agensi stock foto biasanya menjual foto dari fotografer kontributor pada klien tertentu. Kini hampir seluruh agen ini berbasis pada internet, dan menjual foto dari kamera digital ataupun hasil scan transparansi. Foto ini bisa digunakan untuk keperluan majalah, koran, website, atau media digital. Penjualan foto ini berdasarkan pada lima kriteria utama :

1. Hak
Hak paten penuh (untuk satu keperluan komersial), editorial (reportase di koran) atau bebas royalty (satu foto untuk banyak penggunaan). Pengaturan hak yang berbeda ini akan diterapkan pada kriteria berikut:

2. Penggunaan
Majalah, buku, kalender, banner situs, dan sebagainya.

3. Ukuran
Seperempat halaman, A4, A3, billboard, atau dimensi digital.

4. Distribusi
Berapa banyak foto tersebut digandakan, lokal atau internasional?

5. Durasi
Apakah foto tersebut hanya akan digunakan sekali atau untuk periode tertentu?

Agensi biasanya akan mengkhususkan pada foto bertema tertentu untuk dijual pada pelanggan tetapnya, misalnya margasatwa, arsitektur, travel, regional. Kebanyakan bertujuan untuk mencari ceruk pasar dan menyiapkan stock foto dengan gaya dan kualitas yang konsisten. Sebagian agensi lain justru sebaliknya, mereka menyediakan berbagai tema foto. Perbedaan ini masih menjadi pertanyaan hingga kini, karena sebagian agensi kurang memperhatikan kualitas foto yang dijualnya dan rela menurunkan harga demi meningkatkan penjualan. Situasi ini akhirnya mendorong terbentuknya jenis perantara lain, yang dikenal dengan sebutan "stock mikro".

Agensi stok mikro biasanya memiliki banyak stock foto dan menjualnya murah. Agensi-agensi ini saling berhubungan satu sama lain, mereka menjual foto dengan harga murah dengan mendistribusikan stok yang sama melalui rantai antar perantara. Ingin mencari foto yang meramaikan pertunjukan? Siapa yang mau membayar mahal kalau bisa dapat lebih murah? Meski fotografer mungkin hanya bisa menjual satu atau sedikit foto, tapi agensi bisa menjual foto yang sama berulang kali.

Agensi menawarkan dua bentuk kontrak pada fotografer, ekslusif dan non-eksklusif. Masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian, dan fotografer bisa memilih kedua model kontrak ini untuk agensi yang berbeda. Fotografer masih bisa menjual fotonya pada agensi agensi ini secara langsung, jadi tak membatasi potensi penjualan.

Foto yang dijual dengan perjanjian kontrak ekslusif tidak bisa dijual oleh agensi lain, tapi fotografer yang membuat foto tersebut masih bisa menjual foto tersebut secara langsung. Foto yang dijual dengan perjanjian kontrak non-eksklusif bisa juga dijual oleh agensi lain, selama mereka juga menerapkan sistem kontrak non-eksklusif. Foto-foto ini cenderung menjadi lebih murah, tapi bisa dijual pada agensi lain sebagai kompensasi dari pengurangan harga tersebut.

Kebanyakan agensi akan menentukan kontrak minimal selama 5 tahun, dengan maksud untuk membantu mendorong potensi fotografer. Hubungan yang baik dan penjualan yang bagus hanya bisa didapat dari komitmen bersama.

Taat hukum
Pemotretan di lokasi milik pribadi ataupun foto dengan objek manusia atau binatang sebagai objek utamanya memerlukan "surat ijin". Surat ini merupakan dokumen tertanda yang menyatakan bahwa pemilik lokasi atau model yang terdapat dalam gambar bisa digunakan oleh fotografer yang bersangkutan untuk kepentingan komersil (dengan atau tanpa persetujuan tertentu yang disetujui kedua belah pihak). Agensi mensyaratkan surat ijin ini untuk gambar-gambar tertentu, agar merasa aman menggunakan foto tersebut tanpa perlu khawatir dituntut oleh pemilik lokasi atau model yang keberatan.

Lalu bagaimana dengan foto yang tak memiliki ijin? Apakah tidak bisa digunakan? misalnya foto selebritis yang sedang melangkah keluar dari sebuah butik, atau interior menawan dalam gedung bersejarah, bisakah dijual secara komersil? Tentu saja, sebagai ilustrasi editorial. Foto bangunan dapat dipakai, selama tak ada tanda "dilarang memotret" ketika mengabadikan gambar. Foto eksterior biasanya digunakan tanpa perlu surat ijin selama lokasi tersebut bukan area pribadi.

Menambahkan detil
Saat mengirimkan foto, jangan lupa sertakan pula deskripsi tentang foto tersebut, informasi kontak, dan kata kunci untuk memudahkan agensi. Agensi biasanya akan memberikan panduan tertentu. Sebagian bahkan memberikan template photoshop bila memiliki persyaratan yang lebih spesifik. Data foto bisa dimasukkan menggunakan program tertentu seperti Adobe Bridge, atau gunakan saja template pada Photoshop`s File info yang terdapat dalam menu file. Bridge terasa lebih intuitif karena data bisa dimasukkan secara berkelompok.

Pertama, siapkan penjelasan detik mengenai gambar dengan mengidentifikasi objek, konteks, dan lokasi. Contoh deskripsi foto dengan informasi lengkap sebagai berikut : "refelksi cahaya jatuh di atas rumput, sinar matahari menyinari bukit2 pasir di Bamburgh Castle, di pantai dekat Budle Bay, Northumberland, Ingris". Lebih banyak kata kunci (keyword) akan lebih baik. Agensi akan menghapuskan kata kunci yang kurang tepat dan menggantinya dengan yang pas untuk koleksi foto mereka. Yang perlu diperhatikan, kata kunci yang digeneralisasi seperti "lansekap", "bunga" dan "batu" jarang digunakan, tapi mungkin bisa digunakan untuk kategori karya pribadi. Tambahkan keterangan, seperti di mana lokasi foto lansekap tersebut, apa nama latin untuk bunga tersebut, atau apakah batu tersebut kerikil atau batu karang? Tambahkan kondisi, seperti berangin, tenang, atau lembut, serta perasaan.

Fokus pada kualitas
Setelah memutuskan untuk bekerja dengan menjual foto pada agensi, kini saatnya menilai kualitas perlengkapan dalam tas kamera. Kebanyakan fotografer profesional membeli kamera digital bermerk terkenal sebagai cara untuk menjamin terjualnya foto mereka. Bukan karena mereka ingin memiliki yang terbaik, tetapi karena mereka merasa perlu membuat file yang berukuran sebesar mungkin untuk memaksimalkan potensi penjualan. Mungkin kamera yang ada sudah sesuai dengan standar yang disyaratkan agensi, tapi seringkali lensa yang kurang memadai, teknik fotografi yang tidak sempurna, dan proses pengolahan yang kurang baik, justru menjadi penyebab kegagalan mendapatkan kontrak.

-Lensa :
Sedapat mungkin milikilah lensa terbaik. Bukan berarti harus menghabiskan jutaan rupiah untuk membeli lensa premium. Jangan heran kalau sebenarnya tersedia banyak "lensa alternatif", yang berusia puluhan tahun namun jauh lebih hebat daripada lensa yang dimiliki sekarang. Cobalah menemukannya. Lensa Contrax, Olympus, dan Nikon lama mungkin bisa jadi jawaban untuk mengatasi masalah keterbatasan dana.

- Teknik :
Pastikan tampilan foto tajam. Selalu gunakan tripod yang kokoh atau fasilitas penstabil gambar. Agen akan mengecek gambar pada tampilan 100%. Jadi bila foto terlihat kurang tajam agen tak akan meloloskan kontrak.

- Pengolahan :
Pelajari cara pengolahan foto untuk memaksimalkan tampilan terbaik foto. Agen foto tak akan tertarik pada foto yang melalui proses pengolahan buruk, HDR yang berlebihan, fokus yang kurang tajam, saturasi berlebihan dan cloning yang kurang sempurna.

- Perbaiki gambar tanpa emosi :
Fotografi stok sebenarnya menyangkut kepekaan terhadap kondisi bisnis. Fotografer perlu belajar untuk mengikuti perkembangan situasi dan mencoba bidang lain di luat minatnya. Ini adalah bisnis. Jadilah pengamat di balik kamera dan pengkritik di depan komputer. Edit foto dengan melepaskan ingatan tentang pengambilan gambar, karena tak ada orang lain yang tahu bagaimana perasaan anda saat membidikkan kamera pada waktu itu. Bagi editor, sebuah foto haruslah memiliki kriteria tertentu, kalau tidak foto tersebut tidak akan laku. Editor hanya berpatokan pada pemikiran ini, tidak subyektif. Mempertanyakan mengapa foto ditolak akan membantu meningkatkan kemampuan fotografer. Jadi lihatlah kegagalan dari sisi yang positif.

source

0 comments:

Posting Komentar