Tips mencari uang dengan kamera #1


Memanfaatkan foto digital karya anda untuk mendapatkan uang dengan panduan praktis berikut ini.

Banyak fotografer amatir yang berangan-angan untuk bisa terbebas dari rutinitas jam kerja pukul 9 pagi sampai 5 sore dan berlatih pekerjaan menjadi fotografer. Setidaknya tak sedikit yang ingin mendapat penghasilan tambahan agar bisa mengganti lensa atau kamera lamanya dengan yang lebih bagus. Berikut akan kami kami jabarkan beberapa panduan praktis untuk memulianya. Tak ada teknik tertentu untuk menjadi kaya secara instant lewat kamera, hanya kegigihan dan tak mudah putus asa yang menjadi jalan menuju sukses.
Tapi hasil yang di dapat dari kombinasi antara hasrat untuk memotret dan kepuasan menjual karya sangatlah sepadan.


Tips mencari uang dengan kamera #1
Cara menampilkan foto dimajalah

 

Menampilkan foto anda di majalah tidaklah terlalu sulit, hanya perlu tahu cara mendekati mereka.

Jangan mengira kalau hanya fotografer proffesional saja yang berkesempatan menampilkan fotonya di majalah. Redaksi biasanya mencari foto yang membawa inspirasi baru, segar, dan inovatif, jadi bahkan tak mungkin anda yang mereka cari! Tapi jangan terlalu banyak berharap juga kalau mereka akan segera menghubungi anda setelah melihat karya anda. Jumlah fotografer amatlah banyak dan anda hanyalah salah satunya, meski kualitas foto anda terasa lebih dari layak.



Foto yang bagus dengan gaya yang menarik memang penting, tapi kesabaran, kegigihan, dan kemauan untuk mempelajari kebutuhan majalah yang dimaksud menjadi faktor yang paling menentukan. Jangan mengirimkan banyak foto kepada redaksi sebuah majalah dengan harapan ada 1 atau 2 foto yang mungkin dipilih. Pada kenyataannya, foto-foto bagus yang tiba di meja redaksi akan tersamarkan keistimewaannya. Redaksi akan melihat sekilas pada 6 foto yang dijajarkan, mungkin akan kehilangan ketertarikan pada 12 foto yang berderet, dan jika ada lebih dari selusin foto, mereka bahkan mungkin akan malas untuk melihatnya.

Perbesar kesempatan anda
Pilihlah 6 buah foto terbaik anda dan tentukan yang paling cocok untuk majalah tersebut dan pembacanya. Bila anda memotret proyek modifikasi mobil, pembaca masih bertoleransi terhadap 1 atau 2 foto "artistik", tapi mereka juga ingin tahu apakah posisi handle pintu mobil memiliki jarak yang tepat dengan jendela, misalnya. Lalu bila ingin memasukkan foto lanscape yang sudah diolah ke majalah Digital Camera, misalnya, ada baiknya untuk menyertakan pula foto aslinya dan bisa juga beberapa variasi berbeda, agar redaksi bisa menemukan cerita menarik dari foto tersebut.

Ini merupakan point yang menarik. Biasanya kita mengasumsikan foto sebagai gambar tunggal dan statis, tapi untuk majalahm foto bisa memiliki nilai "cerita". Perhatikan juga mekanisme produksi majalah. Foto sebesar satu halaman penuh biasanya memerlukan ruang untuk judul atau informasi lain dan gambar yang dicetak spread sepanjang dua halaman memerlukan ruang untuk sela dibagian tengah. Jadi tak ada salahnya bila ketika memotret fakto-faktor ini juga dipertimbangkan.

Jangan pula berhenti untuk mengirimkan foto. Coba sertakan tulisan. Bisa jadi, proses menyeleksi tulisan agar dimuat lebih mudah dibandingkan dengan foto.

"Biasanya foto diasumsikan sebagai gambar tunggal dan statis, tapi untuk majalah, foto bisa memiliki nilai `cerita`...."

Kesalahan umum
Setelah mengirimkan foto, bagaimana proses selanjutnya? Setelah beberapa minggu, redaksi mungkin akan menghubungi anda. Tak ada redaksi yang suka diganggu, jadi jangan coba-coba menghubungi mereka bila tak ingin foto kiriman anda dicampakkan ke tempat sampah.

Bila ingin mengirimkan foto ke majalah lain, bedakan foto untuk masing-masing majalah. Jangan mengirimkan foto yang sama untuk majalah biasanya tidak meminta persetujuan anda untuk memuat foto yang sudah dikirim. Mereka akan berasumsi bahwa foto yang dikirimkan ke redaksi mereka ditawarkan khusu hanya untuk majalah tersebut. Bila dua majalah memuat foto yang sama secara bersamaan, fotografer yang membuat foto tersebut tak akan terkenal.

Selain itu, jangan mengirimkan foto yang sama seperti yang sudah pernah dimuat di majalah tersebut. Foto pondok kayu di tepi danau yang seperti cermin kala senja mungkin memang sering dilihat, tapi bukan berarti anda juga harus mengirimkan foto serupa. Redaksi tentunya menginginkan foto yang baru dan relevan.

Soal pembayaran

Biasanya, fotografer kontributor media dibayar per halaman, jadi ukuran foto yang dimuat menentukan besarnya pembayaran yang diterima. Bila karya anda dimuat, sebaiknya ketahuilah "hak" majalah untuk membelinya dari anda. Artinya, mereka bisa menggunakan kembali gambar tersebut untuk keperluan lain. Anda masih bisa memiliki foto tersebut, tapi hak untuk menggunakannya berada di tangan majalah yang bersangkutan. Peraturan soal ini berbeda-beda untuk setiap penerbitan, pastikan untuk memahaminya dengan jelas.

Pendekatan yang tepat
Ingatlah, bahwa redaksi selalu sibuk dengan pekerjaan mereka. Menghubungi redaksi lewat telepon bukan langkah yang bijak karena mereka akan merasa kerepotan dan terganggu. Lebih baik menggunakan e-mail atau surat, dan menyertakan link atau contoh foto terbaik dan paling relevan.

Bila anda mengirimkan foto lewat pos, kirimkan dalam bentuk CD berisi beberapa gambar beresolusi tinggi, ditambah 1 foto diri, dokumen berisi caption atau informasi mengenai foto, dan halaman berisi thumbnail gambar. Kiriman yang lengkap dan siap digunakan akan memperbesar kemungkinan dimuat.

Pastikan anda telah mencantumkan nama dan kontak yang bisa dihubungi pada seluruh bahan yang dikirimkan, seperti pada amplop surat, halaman informasi kontak, hasil cetak foto, dan CD. Paket kiriman ini bisa jadi akan terpisah-pisah ketika sampai di redaksi. Misalnya, pimpinan redaksi mungkin akan menyimpan amplop surat, tetapi CD berisi fotonya akan diberikan kepada bagian artistik untuk dilihat.

source

0 comments:

Posting Komentar